Jumat, 05 Juni 2009

Bahaya Aluminium

KETIKA seseorang memasuki usia 65 tahun ke atas, seringkali dihinggapi penyakit mudah lupa.
Hal gangguan daya ingat ini terutama disebabkan oleh penyakit Alzheimer. Apa dan bagaimana penyakit yang membuat orangtua menjadi mudah lupa ini?
Menurut ilmu kedokteran, penyakit tersebut timbul karena adanya kandungan protein yang tidak normal yang disebut betaamyloid di dalam otak disamping simpul serat yang disebabkan perubahan di dalam protein yang disebut “tau” (kekusutan).
Sebelum didiagnosa, diperlukan sejumlah percobaan untuk mencegah stroke, tumor otak, dan penyebab-penyebab lain gangguan daya ingat.
Periksa Darah
Sebegitu jauh penyebab penyakit Alzheimer masih belum diketahui pasti, namun para ahli riset berteori bahwa faktor-faktor khromosom dan genetika menjadi penyebab untuk beberapa kasus.
Meningkatnya kasus Alzheimer di kalangan mereka dengan sindrom Down, yang disebabkan ketidaknormalan khromosom, nampaknya mendukung teori ini.
Para ahli riset sudah menemukan adanya pertanda genetika, apolipoprotein E, yang bisa dideteksi melalui pemeriksaan darah yang menunjukkan identitas yang cenderung mengembangkan penyakit tersebut. Sekitar 40 persen penderitanya memiliki gene yang memproduksi protein ini.
Disamping itu, faktor hormonal kini sedang dalam penelitian. Wanita jauh lebih sering terkena penyakit ini dibandingkan pria, karena penelitian menunjukkan bahwa penggantian estrogen kemungkinan bersifat protektif (terhadap wanita).
Namun demikian, sebuah hasil penelitian yang diterbitkan tahun 2003 mematahkan hipotesa ini. Wanita berumur di atas 65 tahun yang menjalani terapi gabungan estrogen-progestin ternyata berisiko lebih tinggi menderita Alzheimer dibandingkan mereka yang tidak menjalani terapi hormon.
Gangguan thyroid juga berkaitan dengan penyakit ini, sementara penggunaan obat-obatan antiperadangan nonsteroid  dikaitkan dengan pengurangan risiko Alzheimer. Obat-obatan ini boleh jadi mengurangi peradangan di dalam otak yang berkaitan dengan penyakit tersebut.
Sebegitu jauh belum ada bukti yang memadai bagi para dokter untuk menganjurkan penggunaan obat-obatan antiperadangan guna meng hindarkan Alzheimer.

Atur Asupan
Untuk mengurangi risiko Alzheimer, oleh para ahli riset dianjurkan banyak asupan sayur-sayuran berdaun hijau, jus jeruk, hati, rebusan buncis dan miju-miju, jagung, asparagus, kacang polong, kacang-kacangan, roti dan cereal yang diperkaya untuk folate.  
Juga pilih daging tanpa lemak, ikan, ayam, atau produk susu untuk vitamin B12.
Dengan daging, ikan, ayam, padi-padian, buncis, miju-miju, alpukat, kacang-kacangan, kentang, pisang dan sayuran berwarna hijau untuk vitamin B6, diyakini dapat membantu.
Termasuk juga ikan berlemak seperti ikan salmon (salem), mackerel (sejenis ikan air tawar), herring (ikan haring) dan ikan sarden untuk fatty acid omega-3 paling tidak tiga kali sepekan.
Demikian pula telur, hati, kedelai dan produk-produknya, padi-padian, ragi pembuat bir dan benih gandum, semuanya merupakan sumber-sumber lecithin dan choline yang sangat bagus.
Harus Dihindarkan
Sedangkan yang harus dihindarkan adalah antacid dengan aluminium. Karenanya, para ahli riset menganjurkan agar pasien Alzheimer menghindarkan asupan antacid dengan kandungan aluminium dalam jumlah besar dan agar tidak menggunakan peralatan memasak dari aluminium.
Bahaya aluminium, karena sebagian besar ahli riset mengimplikasikan aluminium  yang ditemukan di dalam kekusutan sel-sel otak yang tidak normal pada sejumlah pasien Alzheimer, kendati penelitian lebih dalam masih harus membuktikan dengan tuntas bahwa aluminium memang bisa menjadi penyebab Alzheimer.
Kekhawatiran juga dikemukakan menyangkut kandungan aluminium di dalam air minum di daerah-daerah dimana senyawa aluminium digunakan di dalam perawatan air perkotaan.
Menurut penelitian, vitamin B folate mengurangi risiko Alzheimer, karena vitamin ini berperan di dalam membantu mengatur level homocysteine darah, asam amino, yang pada level tinggi bisa berperan dalam mengembangkan penyakit ini.
Disamping untuk folate, vitamin B6 dan B12 membantu mengatur level homocysteine.
Mereka  dengan kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi juga sangat berisiko menderita Alzheimer, dan penggunaan obat-obatan penurun kolesterol terbukti mengurangi risiko tersebut. Pada dasarnya, apa yang bagus untuk jantung juga bagus untuk otak.

Antioksidan
Antioksidan yang bersifat preventif membersihkan radikal bebas dan Alzheimer karena kemampuan tubuh untuk menetralisir zat merusak ini semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia.
Mereka yang menderita Alzheimer diketahui punya tingkat rendah  dan tidak normal terhadap kebutuhan choline acetyltransferase. Yakni enzim yang diperlukan untuk membut acetylcholine, bahan kimia otak yang diyakini sebagai penolong untuk belajar dan mengingat.
Disamping itu, sel-sel otak yang paling terpengaruh oleh Alzheimer adalah bagian yang biasanya merespons terhadap acetylcholine. Sementara itu, tacrine (Cognex) , sejenis obat yang biasa memperbaiki memori sebagian penderita Alzheimer meningkatkan level acetylcholine.
Sejumlah bahan gizi yang menurut teori para ahli riset  terdapat pada suplemen atau makanan yang banyak mengandung lecithin atau choline (komponen utama acetylcholine) juga bisa memperlamban kemajuan Alzheimer dengan meningkatkan produksi acetylcholine.
Sebegitu jauh penelitian masih belum berhasil mendokumentasikan nilainya, namun sejumlah ahli gizi memperkirakan bahwa makanan yang mengandung lecithin dan choline tinggi bisa membantu mencegah gejala dan dapat dipastikan tidak akan mengganggu. Makanan itu termasuk kuning telur, daging, produk kedelai, kacang-kacangan, terigu dan padi-padian.

Monitor Gizi
Memonitor gizi dengan cermat adalah sikap yang harus dilakukan. Manakala penyakit semakin berkembang, korbannya boleh jadi lupa makan atau hanya makan makanan yang manis-manis atau makanan kesukaannya saja.
Pasien harus dibujuk agar mau makan makanan yang seimbang gizinya. Multivitamin mungkin dibolehkan, namun suplemen dosis tinggi tidak boleh dimakan dengan begitu saja, kecuali secara khusus dianjurkan oleh dokter.
Bahkan dalam jumlah kecil sekalipun, alkohol bisa menghancurkan sel-sel otak. Alkohol berinteraksi dengan antidepresan, sedatif, dan pengobatan lainnya yang dianjurkan untuk pasien Alzheimer. Yang pasti, jelas sangat baik menghindarkan segala jenis alkohol.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar